Minggu, 23 Juni 2013

Sumber Daya dan Kesejahteraan Masyarakat



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Pada suatu daerah pedesaan terdapat banyak lahan kosong. Lahan tersebut bukan milik bersama melainkan milik pribadi atau perorangan. Lahan-lahan tersebut masih dimanfaatkan oleh mereka sebagai pemiliknya untuk ladang penghasilan, yaitu sebagai sawah atau perkebunan untuk menanam padi, jagung dan lain-lain yang dapat dijual kembali dan mendapatkan uang untuk kehidupan sehari-hari mereka.
Dengan semakin banyaknya penduduk disuatu daerah mengakibatkan semakin banyaknya permintaan barang yang akhirnya menyebabkan harga penjualan menjadi lebih meningkat. Bukan hanya hal itu saja yang menjadi mahal tetapi barang-barang seperti pupuk, bibit dan lain-lain menjadi mahal juga. Akhirnya banyak warga yang lebih memilih menjual lahan tanahnya kepada seorang pengusaha atau makelar tanah, kemudian uang hasil dari penjualan dimanfaatkan oleh mereka untuk usaha yang lain yang lebih menguntungkan.
Akhirnya lahan-lahan tersebut banyak yang dimanfaatkan untuk sebuah pabrik dan pembangunan perumahan. Ada pula yang dikavling-kavling dan dijual kembali dengan harga yang lebih mahal sehingga mendapatkan untung lebih dari harga belinya. Lahan-lahan yang dijual dengan kavling-kavling tersebut banyak yang sudah dibuat rumah, ada yang sebagian dari pemiliknya dibiarkan hingga tumbuh rumput-rumput. Sehingga sekarang terjadi perubahan tata guna yang dulunya banyak lahan kosong sekarang menjadi sempit cuma karena banyak warga yang menjualnya demi mendapatkan uang yang lebih banyak dalam seketika.

B.     Rumusan Masalah :
1.      Apa pengertian kepadatan penduduk?
2.      Apa penyebab kepadatan penduduk di desa Putat Lor?
3.      Bagaimana kondisi awal lingkungan di desa Putat Lor?
4.      Bagaimana kondisi sosial ekonomi penduduk di dusun Putat Lor?
5.      Bagaimana kondisi lingkungan yang sudah jarang dijumpai lahan yang kosong?
6.      Apa dampak dari kepadatan penduduk terhadap desa Putat Lor?

C.    Tujuan
1.      Untuk mengetahui pengertian kepadatan penduduk.
2.      Untuk mengetahui penyebab kepadatan penduduk di desa Putat Lor.
3.      Untuk mengetahui kondisi awal lingkungan di desa Putat Lor.
4.      Untuk mengetahui kondisi sosial ekonomi penduduk di dusun Putat Lor?
5.      Untuk mengetahui kondisi lingkungan yang jarang di jumpai lahan kosong.
6.      Untuk mengetahui dampak dari kepadatan penduduk terhadap desa Putat Lor.













BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Kepadatan Penduduk
Penduduk adalah mereka yang berada di dalam dan bertempat tinggal atau berdomisili di dalam suatu wilayah negara (menetap) lahir secara turun-temurun dan besar di negara tersebut. Dalam sosiologi, penduduk adalah kumpulan manusia yang menempati wilayah geografi dan ruang tertentu.[1]
Kepadatan penduduk adalah jumlah penduduk yang mendiami suatu wilayah atau daerah tertentu dengan satuan per kilometer persegi.[2]

Menurut saya kepadatan penduduk adalah jumlah penduduk yang tinggal pada suatu daerah dengan kapasitas yang sangat banyak sehingga daerah itu tidak memiliki tempat atau lahan yang kosong lagi.

B.     Kondisi Awal Lingkungan Dusun Putat Lor
Dusun Putat Lor merupakan dusun dari desa Putat Lor, kecamatan Menganti Kabupaten Gresik. Dusun Putat Lor merupakan dusun yang letaknya sangat strategis luasnya sekitar 1 km2. Letak dusun Putat Lor ini berada dekat dengan jalan raya utama penghubung antara surabaya, gresik, dan sidoarjo sehingga dusun ini sangat ramai dengan kendaraan yang melintas.
Awal mula terbentuknya dusun Putat Lor bermula saat zaman duhulu di dusun ini hanya terdapat dari dua rumah yang dimiliki oleh seseorang yang bertempat tinggal di dusun tersebut. Dua orang pemilik rumah tersebut ialah almarhuma mbah Ining dan almarhum mbah Gunawi. Beliau berdua bukan merupakan seorang suami istri melainkan 2 orang yang berbeda namun keduanya sama-sama memilik lahan tanah yang sangat luas sekali. Lahan tersebut dimanfaatkan oleh beliau sebagai lahan untuk pertanian, bahkan menurut hasil wawancara yang saya lakukan dahulu awal mula desa ini hanya terdapat 2 rumah milik mereka.[3]
Lahan tanah yang lain masih berbentuk tanah kosong yang sangat luas. Lahan tersebut digunakan oleh pemiliknya sebagai lahan untuk pertanian. Namun lahan tersebut banyak yang dikerjakan oleh para petani yang tidak memiliki sawah. Hasil dari pertanian tersebut 30 % diberikan kepada pemilik sawah, sedangkan bagi petani yang mengerjakan mendapatkan hasil 70 %. Ada pula sebagian tanah yang tidak dimanfaatkan sehingga lahan tanah ini ditumbuhi rumput-rumput dan tanaman yang tidak bermanfaat.
Semakin lama semakin banyak penduduk yang berdatangan dan bertempat tinggal di dusun Putat Lor tersebut, bukan hanya penduduk dari kota Surabaya saja namun banyak pula penduduk dari kota gresik sendiri yang berpindah ke dusun tersebut, sehingga kondisi lahan tanah di dusun tersebut banyak tidak lagi menjadi lahan pertanian tapi sudah penuh dengan rumah.

C.    Kondisi Sosial Ekonomi Penduduk Di Dusun Putat Lor
Sebelum terjadi perubahan tata lahan di desa Putat Lor ini, penduduk dusun ini merupakan penduduk yang memiliki mata pencaharian sebagai petani, sehingga penduduk di dusun ini bisa dikatakan sebagai penduduk agraris. Kondisi sosial ekonomi penduduk waktu itu sangat berbeda dengan sekarang. Keadaan ekonomi zaman dahulu kurang mencukupi karena mereka hanya menggantungkan kehidupan dari penghasilan bertani tersebut, sehingga ekonomi mereka akan berkecukupan saat panen saja. Kebanyakan dari mereka hanya kaya dengan lahan tanah saja.
Sedangkan sekarang penduduk di dusun Putat Lor ini mata pencahariannya bemacam-macam, ada yang sebagai guru, buruh pabrik, pedagang, kerja kantoran dll. Sehingga penduduk di desa ini bisa dikatakan sebagai penduduk non agraris lagi. Mereka banyak yang memilih kerja lain dibandingkan menjadi petani saja, karena sebagai petani penghasilan yang didapat hanya saat panen saja. Keadaan ekonomi penduduk saat ini lebih tercukupi karena mereka banyak yang mempunyai penghasilan lain. [4]

D.    Kondisi Lingkungan yang Jarang di Jumpai Lahan Kosong.
Kondisi lingkungan dusun Putat Lor yang awalnya berupa hamparan sawah yang sangat luas sekarang lahan tanah tersebut banyak yang berubah, diantaranya :
1.      Sebagai Pemukiman Warga[5]
Lahan tanah yang begitu luas yang dahulu dimanfaatkan pemiliknya sebagai lahan pertanian sekarang ini banyak yang sudah berubah menjadi pemukiman warga. Lahan tanah yang dijual untuk pemukiman warga adalah 65 % dari lahan semula. Sekitar tahun 80 an tanah tersebut banyak yang dijual oleh pemiliknya perpetak kebeberapa warga yang membutuhkannya dengan harga yang sangat murah sekali. Sehingga banyak warga yang mulai tertarik membeli. Namun setelah pemiliknya meninggal, lahan tanah tersebut sebagian besar dibagikan ke para cucunya dan sebagian lagi dijual ke orang. Lahan yang luas itu dibeli dan dimanfaatkan oleh mereka yang membeli sebagai suatu keuntungan. Tanah tersebut dikavling-kavling dan dijual dengan harga yang tinggi dan hasil dari penjualan tanah tersebut bisa digunakan untuk usaha yang lain.
Meskipun tanah itu dijual dengan harga yang mahal namun masih banyak juga warga dari kota yang membelinya karena letak dusun yang strategis dekat dengan jalan raya. Sekarang ini tanah-tanah kavling tersebut sudah banyak yang dibangun rumah sebagai pemukiman warga dari luar dusun Putat Lor. Sehingga dusun ini sekarang menjadi padat penduduk dan menjadi ramai.
2.      Sebagai Perumahan[6]
Lahan tanah bagian barat dusun Putat Lor ini sekitar 10 % dijual kepada seorang Cina dari Surabaya. Lahan tanah tersebut digunakan sebagai perumahan yang letaknya pun strategis, dekat dengan jalur penghubung antara Surabaya, Gresik dan Sidoarjo. Sehingga setelah lahan ini dibangun menjadi sebuah perumahan banyak orang yang tertarik untuk membeli maupun mengontraknya.
Sehingga perumahan ini sekarang menjadi ramai dan banyak penduduknya. Kebanyakan warga yang tinggal dari Surabaya dan Sidoarjo. Jadi dari pembangunan perumahan ini banyak keuntungan yang didapatkan.
3.      Sebagai Pelebaran Jalan[7]
Semakin banyaknya penduduk yang tinggal membuat banyaknya penduduk yang memiliki kendaraan sehingga semakin padat  pula pemakaian kendaraan di jalanan. Alhasil jalanan yang sempit membuat rawan kecelakaan dan akhirnya dari pihak orang-orang teratas mengadakan pelebaran jalan agar tidak terjadi kemacetan lalulintas. Namun tidak hanya dusun ini yang dilebarkan tetapi sekitar jalanan di Kota Gresik. Sehingga 5 % dari tanah di dusun ini digunakan untuk pelebaran jalan, untuk menghindari kecelakaan lalulintas.

4.      Sebagai Pabrik-Pabrik[8]
Lahan-lahan di dusun Putat Lor tersebut tidak hanya dijual sebagai pemukiman warga, perumahan dan pelebaran jalan tetapi juga sebagai pembangunan pabrik. Lahan tanah dengan luas 20 % dari tanah semula dijual untuk pembangunan pabrik-pabrik. Sehingga sekarang ini dusun Putat Lor ini di kelilingi olek pabrik. Dengan semakin banyaknya penduduk di dusun ini semakin banyak pula warga yang membutuhkan pekerjaan, tidak hanya sebagai petani saja tetapi juga membutuhkan pengalaman pekerjaan yang lain. Di dusun Putat Lor tersebut dibangun 5 pabrik sebelah utara 2, sebelah selatan 1, sebelah timur 2. Sehingga warga dusun ini tidak ada yang menjadi pengangguran karena banyak lapangan pekerjaan yang tersedia di dusun tersebut. 

E.     Penyebab Kepadatan Penduduk di Dusun Putat Lor
Berdasarkan hasil wawancara yang saya lakukan ke beberapa orang di dusun Putat Lor terdapat beberapa alasan atau penyebab kepadatan penduduk di dusun Putat lor.
Penyebab kepadatan penduduk adalah sebagai berikut :
1.      Banyaknya yang menikah di usia dini [9]
Dahulu sekitar tahun 70 an penduduk di dusun Putat lor banyak yang menikah di usia dini dikarenakan rendahnya tingkat pendidikan mereka sehingga dapat menyebabkan pernikahan di usia dini terutama bagi kaum wanita. Bagi mereka menikah di usia dini tidak lagi menjadi hal yang tabu lagi, namun sudah menjadi hal yang biasa. Akibatnya setelah menikah banyak warga yang cepat memiliki anak bahkan dari mereka tidak hanya memiliki 1 atau 2 anak tetapi hingga puluhan. Sehingga sekarang ini semakin banyak penduduk yang tinggal di dusun Putat Lor akibat dari banyaknya penduduk yang menikah di usia dini.
Sedangkan kondisi sekarang sudah berbeda dengan tahun 70 an, wanita zaman sekarang sudah tidak ada yang menikah di usia dini. Mereka lebih mementingkan pendidikan tinggi daripada harus menikah dan menimang anak di usia mudah. Kebanyakan dari remaja di dusun Putat Lor ini bagi yang laki-laki menikah sekitar umur 27-30 tahun, sedangkan bagi yang perempuan sekitar 23-25 tahun. Sehingga sekarang penduduk di desa ini tidak semakin banyak dengan adanya pernikahan di usia yang cukup.
2.      Program KB yang tidak terlaksana dengan baik[10]
Program KB merupakan sebuah program pemerintah yang dilakukan untuk membatasi warganya memiliki anak. Di dalam program KB setiap keluarga diberikan batasan untuk memilik anak, yaitu 2 anak cukup. Program KB ini pertama kali diterapkan di Indonesia pada tahun 1957. Namun pada zaman dahulu sebelum saya lahir banyak penduduk dusun Putat Lor yang tidak memakai KB, akibatnya banyak warga yang memiliki anak tidak hanya 2 bahkan ada yang hampir satu lusin. Mereka tidak perna mementingkan biaya kehidupan dan sekolah bagi anak-anak mereka, bagi mereka semakin banyak anak maka semakin banyak pula rizkinya. Sehingga program pemerintah ini tidak terlaksana dengan baik pada waktu dahulu.
3.      Banyaknya penduduk kota yang migrasi ke dusun Putat Lor [11]
Keadaan kota yang semakin padat penduduknya membuat orang-orang kota banyak yang memilih pindah ke dusun. Terutama penduduk kota Surabaya, mereka banyak yang memilih pindah ke dusun dengan membeli sebagian lahan yang ada di dusun Putat Lor.  Adapun dari mereka yang membeli sebuah rumah jadi yang ada di perumahan. Selain itu tidak hanya penduduk dari kota surabaya saja melainkan dari kota gresik sendiri dan dari mojokerto.
Penduduk lokal dari dusun Putat Lor ini adalah 14 orang, 8 orang dari keluarga Almarhummah mbah Ining dan 6 orang dari keluarga Almarhum mbah Gunawi. Sedangkan banyaknya penduduk kota yang migrasi di desa ini sudah lebih dari 100 orang yang bukan hanya tinggal di kampung ini tetapi ada juga yang tinggal di perumahan.
4.      Lingkungan yang menguntungkan, seperti kesuburan tanah. [12]
Menurut para mbah As’ari yang berada di dusun Putat Lor, kondisi tanah yang ada di lingkungan dusun ini sangat menguntungkan terutama bagi mereka yang pekerjaannya adalah sebagai petani. Tanah yang berada di dusun Putat Lor tergolong subur untuk bertanam, tidak hanya untuk bertanam padi tapi juga untuk bertanam yang lain. Misalnya jagung, ketela, singkong, ataupun tanaman yang lain yang sejenisnya. Sehingga banyak dari mereka yang labih memilih tinggal di dusun ini, akibatnya dusun Putat Lor menjadi padat penduduknya.
5.      Banyaknya lahan yang kosong di dusun Putat Lor. [13]
Akibat dari banyaknya lahan yang kosong di daerah ini membuat warga dari dusun ataupun desa-desa tetangga memilih untuk berpindah dan menetap di dusun Putat Lor ini. Dengan harga tanah yang dijual murah, membuat mereka tertarik untuk membelinya dan membangun rumah di dusun ini. Bahkan tidak hanya membeli untuk dijadikan rumah tapi dibuat sebagai lahan membuka usaha baru ataupun untuk sawah. Sehingga semakin tahun semakin banyak warga yang menetap di dusun Putat Lor ini.

F.     Dampak dari Kepadatan Penduduk Terhadap Dusun Putat Lor.
Dari wawancara yang saya lakukan kepada seorang ibu-ibu dan bapak-bapak yang ada di dusun Putat Lor ini terdapat beberapa dampak yang terjadi dari kepadatan penduduk di dusun Putat Lor ini adalah sebagai berikut :
1.      Berkurangnya Ketersediaan Lahan[14]
Peningkatan populasi manusia atau meningkatnya jumlah penduduk di dusun Putat Lor menyebabkan tingkat kepadatan penduduk semakin tinggi. Disisi lain, luas tanah atau lahan tidak bertambah sehingga kepadatan penduduk dapat mengakibatkan tanah yang dulunya di gunakan sebagai pertanian sekarang menjadi berkurang karena digunakan untuk pemukiman penduduk.
Kepadatan penduduk mendorong peningkatan kebutuhan lahan, baik lahan untuk tempat tinggal, sarana penunjang kehidupan, industri, tempat pertanian, dan sebagainya. Untuk mengatasi kekurangan lahan, sering dilakukan dengan memanfaatkan lahan pertanian produktif untuk perumahan dan pembangunan sarana dan prasarana kehidupan.
2.      Ketersediaan pangan[15]
Lahan yang begitu luas yang dulunya sebagai sawah untuk menanam padi dan menghasilkan beras untuk bertahan hidup, sekarang banyak yang berubah menjadi pemukiman penduduk, perumahan, dan juga pabrik-pabrik. Dahulu petani adalah pekerjaan tetap sebagian orang-orang di dusun Putat Lor ini, namun dengan berkurangnya lahan kosong dan banyaknya pembangunan pabrik membuat warga di dusun Putat Lor ini berpindah kerja. Semakin sedikitnya warga yang menjadi petani membuat penghasil padi semakin sedikit pula, sehingga banyak warga yang membeli beras ke toko daripada menanam sendiri di sawah.
3.      Kerusakan Lingkungan[16]
Setiap tahun dusun Putat lor semakin bertambah populasi penduduknya, sehingga lahan-lahan tanah yang kosong banyak yang digunakan oleh mereka untuk pemukiman bahkan ada yang dibuat untuk sebuah pabrik. Sehingga lahan-lahan yang dulunya asri ditumbuhi dengan tumbuhan dan pepohonan sekarang menjadi padat dengan rumah dan pabrik. Akibatnya lingkungan menjadi rusak tidak seindah dan seasri dulu.
4.      Pencemaran Udara yang dapat Mengakibatkan Kebutuhan Udara Bersih yang Berkurang[17]
Banyaknya lahan yang digunakan untuk pabrik dapat mengakibatkan pencemaran udara dari asap yang ditimbulkan dari pabrik tersebut. Tidak hanya asap tetapi juga di dusun Putat lor ini terdapat sebuah pabrik tiner atau cat, nah bau dari pabrik ini sangat merusak pernapasan karena oksigen yang ada tercemar dengan bahan-bahan kimia yang digunakan untuk membuat cat ataupun tiner tersebut.
Sedangakan setiap makluk hidup membutuhkan oksigen yang bersih untuk bernapas. Demikian pula manusia sebagai makluk hidup juga membutuhkan oksigen untuk kehidupanya. Tanpa oksigen manusia tidak akan bisa hidup lama. Sedangkan manusia memperoleh oksigen yang dibutuhkan melalui udara bersih. Udara bersih berati udara yang tidak tercemar oleh lingkungan sekitar, sehingga udara terjaga dengan baik. Dengan udara yang  bersih maka akan diperoleh pernapasan yang sehat. Hidup pun akan sehat pula apabila udara yang dihirup itu bersih.
5.      Pencemaran Air yang Mengakibatkan Kebutuhan Air Bersih Menurun[18]
Pembuatan sumur untuk keperluan industri dan kompleks perumahan mengakibatkan sumur-sumur tradisional mengering. Selain itu, kawasan pemukiman padat penduduk sering hanya menyediakan sedikit kawasan terbuka sebagai daerah serapan air hujan. Kawasan yang tertutup rapat oleh aspal dan beton membuat air tidak dapat meresap ke lapisan tanah, sehingga pada waktu hujan air hanya mengalir begitu saja melalui permukaan tanah. Akibatnya cadangan air di dalam tanah semakin lama semakin berkurang sehingga pada musim kemarau sering kekurangan air bersih.
Semakin banyaknya pemukiman warga mengakibtkan lingkungan sekitar menjadi kotor, hal itu disebabkan oleh limbah rumah tangga. Tidak hanya berupa sampah tetapi juga sekarang ini banyak warga yang menglirkan air dari bekas mencuci piring, mencuci baju bahkan air bekas mandi ke depan rumah mereka dengan sebuah pipa besar.
Sedangkan air tersebut banyak yang tidak bisa mengalir ke tempat yang lebih rendah, akhirnya air itu mengendap di parit. Air yang tidak bisa mengalir akan tergenang lama di parit dan akan menimbulkan tumbuhnya nyamuk. Hal itu yang dapat memicu timbulnya penyakit demam berdarah di dusun Putat Lor tersebut dan hampi menelan korban. Air yang menggenang tersebut juga dapat mencemari air sumur yang berada di depan rumah warga sehingga air yang akan digunakan untuk mandi, mencuci itu tidak bersih lagi dan akhirnya akan menimbulkan penyakit pula.
6.        Pembuangan Sampah Sembarangan yang Mengakibatkan Banjir[19]
Di dusun ini yang padat dengan pemukiman penduduk, dan terbatasnya tempat penampungan sampah, seringkali sampah dibuang di tempat yang tidak semestinya, misalnya di sungai atau di parit-parit depan ruamh. Sehingga timbul penumpukan sampah yang tidak bisa diuraikan seperti plastik, nah dengan adanya hujan yang terus menerus tersebut membuat air tidak bisa mengalir dengan lancar akhirnya terjadilah banjir.



  


BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Kepadatan penduduk adalah jumlah penduduk yang mendiami suatu wilayah atau daerah tertentu dengan satuan per kilometer persegi
Sedangkan menurut saya kepadatan penduduk adalah jumlah penduduk yang tinggal pada suatu daerah dengan kapasitas yang sangat banyak sehingga daerah itu tidak memiliki tempat atau lahan yang kosong lagi.
Dusun Putat Lor merupakan dusun yang letaknya sangat strategis luasnya sekitar 1 km2,  yaitu berada di dekat jalan raya sehingga dusun ini sangat ramai dengan kendaraan yang melintas. Kemudian karena letak dusun yang berada di dekat dengan jalan raya utama penghubung antara surabaya, gresik, dan sidoarjo maka banyak orang yang melewati lahan tersebut tertarik untuk membeli lahan tersebut, dan ingin bertempat tinggal di dusun tersebut.
Kondisi lingkungan dusun Putat Lor yang awalnya berupa hamparan sawah yang sangat luas sekarang lahan tanah tersebut banyak yang berubah, diantaranya :
1.      Sebagai pemukiman warga
2.      Sebagai perumahan
3.      Sebagai pelebaran jalan
4.      Sebagai pabrik-pabrik
Penduduk di dusun ini dahulu sebagai penduduk agraris, namun dengan adanya pembangunan pabrik-pabrik mereka banyak yang memilih pindah mata pencahariannya. Sehingga penduduk di dusun Putat Lor ini sekarang menjadi penduduk yang non agraris.
Berdasarkan hasil wawancara yang saya lakukan ke beberapa orang di dusun Putat Lor terdapat beberapa alasan atau penyebab kepadatan penduduk di dusun Putat lor. Penyebab kepadatan penduduk adalah sebagai berikut :
1.      Banyaknya yang menikah di usia dini
2.      Program KB yang tidak terlaksana dengan baik
3.      Banyaknya penduduk kota yang migrasi ke dusun Putat Lor
4.     Lingkungan yang menguntungkan, seperti kesuburan tanah.
5.      Banyaknya lahan yang kosong di dusun Putat Lor.
Dari wawancara yang saya lakukan kepada seorang ibu-ibu tua yang bernama ibu Kasni, beliau umurnya sekitar 70 an. Dampak yang terjadi dari kepadatan penduduk di dusun Putat Lor adalah sebagai berikut :
1.      Berkurangnya Ketersediaan Lahan
2.      Ketersediaan pangan
3.      Kerusakan lingkungan
4.      Pencemaran Udara yang dapat Mengakibatkan Kebutuhan Udara Bersih yang Berkurang
5.      Pencemaran Air yang Mengakibatkan Kebutuhan Air Bersih Menurun
6.      Pembuangan Sampah Sembarangan yang Mengakibatkan Banjir







[1] Lihat : http://okghiqowiy.blogspot.com/2013/01/dampak-negatif-masalah-kependudukan.html  
(01 Mei 2013)
[2] Lihat : http://rahma-kurnia.blogspot.com/2006/09/kepadatan-penduduk.html   (27 April 2013)

0 komentar:

Posting Komentar