BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada suatu daerah pedesaan terdapat
banyak lahan kosong. Lahan tersebut bukan milik bersama melainkan milik pribadi
atau perorangan. Lahan-lahan tersebut masih dimanfaatkan oleh mereka sebagai
pemiliknya untuk ladang penghasilan, yaitu sebagai sawah atau perkebunan untuk
menanam padi, jagung dan lain-lain yang dapat dijual kembali dan mendapatkan
uang untuk kehidupan sehari-hari mereka.
Dengan semakin banyaknya penduduk
disuatu daerah mengakibatkan semakin banyaknya permintaan barang yang akhirnya
menyebabkan harga penjualan menjadi lebih meningkat. Bukan hanya hal itu saja
yang menjadi mahal tetapi barang-barang seperti pupuk, bibit dan lain-lain menjadi
mahal juga. Akhirnya banyak warga yang lebih memilih menjual lahan tanahnya
kepada seorang pengusaha atau makelar tanah, kemudian uang hasil dari penjualan
dimanfaatkan oleh mereka untuk usaha yang lain yang lebih menguntungkan.
Akhirnya lahan-lahan tersebut
banyak yang dimanfaatkan untuk sebuah pabrik dan pembangunan perumahan. Ada
pula yang dikavling-kavling dan dijual kembali dengan harga yang lebih mahal
sehingga mendapatkan untung lebih dari harga belinya. Lahan-lahan yang dijual
dengan kavling-kavling tersebut banyak yang sudah dibuat rumah, ada yang
sebagian dari pemiliknya dibiarkan hingga tumbuh rumput-rumput. Sehingga
sekarang terjadi perubahan tata guna yang dulunya banyak lahan kosong sekarang
menjadi sempit cuma karena banyak warga yang menjualnya demi mendapatkan uang
yang lebih banyak dalam seketika.
B. Rumusan Masalah :
1. Apa pengertian kepadatan penduduk?
2. Apa penyebab kepadatan penduduk di desa
Putat Lor?
3. Bagaimana kondisi awal lingkungan di
desa Putat Lor?
4. Bagaimana kondisi sosial ekonomi
penduduk di dusun Putat Lor?
5. Bagaimana kondisi lingkungan yang sudah
jarang dijumpai lahan yang kosong?
6. Apa dampak dari kepadatan penduduk
terhadap desa Putat Lor?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian kepadatan
penduduk.
2. Untuk mengetahui penyebab kepadatan
penduduk di desa Putat Lor.
3. Untuk mengetahui kondisi awal lingkungan
di desa Putat Lor.
4. Untuk mengetahui kondisi sosial ekonomi
penduduk di dusun Putat Lor?
5. Untuk mengetahui kondisi lingkungan yang
jarang di jumpai lahan kosong.
6. Untuk mengetahui dampak dari kepadatan
penduduk terhadap desa Putat Lor.
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kepadatan Penduduk
Penduduk adalah mereka yang
berada di dalam dan bertempat tinggal atau berdomisili di dalam suatu wilayah
negara (menetap) lahir secara turun-temurun dan
besar di negara tersebut. Dalam sosiologi, penduduk adalah kumpulan manusia
yang menempati wilayah geografi dan ruang tertentu.[1]
Kepadatan penduduk
adalah jumlah penduduk yang mendiami suatu wilayah atau daerah tertentu dengan
satuan per kilometer persegi.[2]
Menurut saya kepadatan
penduduk adalah jumlah penduduk yang tinggal pada suatu daerah dengan kapasitas
yang sangat banyak sehingga daerah itu tidak memiliki tempat atau lahan yang
kosong lagi.
B. Kondisi Awal Lingkungan Dusun Putat Lor
Dusun Putat Lor merupakan dusun
dari desa Putat Lor, kecamatan Menganti Kabupaten Gresik. Dusun Putat Lor
merupakan dusun yang letaknya sangat strategis luasnya sekitar 1 km2. Letak
dusun Putat Lor ini berada dekat dengan jalan raya utama penghubung antara surabaya,
gresik, dan sidoarjo sehingga dusun ini sangat ramai dengan kendaraan yang melintas.
Awal mula terbentuknya dusun Putat
Lor bermula saat zaman duhulu di dusun ini hanya terdapat dari dua rumah yang
dimiliki oleh seseorang yang bertempat tinggal di dusun tersebut. Dua orang
pemilik rumah tersebut ialah almarhuma mbah Ining dan almarhum mbah Gunawi.
Beliau berdua bukan merupakan seorang suami istri melainkan 2 orang yang
berbeda namun keduanya sama-sama memilik lahan tanah yang sangat luas sekali. Lahan
tersebut dimanfaatkan oleh beliau sebagai lahan untuk pertanian, bahkan menurut
hasil wawancara yang saya lakukan dahulu awal mula desa ini hanya terdapat 2
rumah milik mereka.[3]
Lahan tanah yang lain masih
berbentuk tanah kosong yang sangat luas. Lahan tersebut digunakan oleh
pemiliknya sebagai lahan untuk pertanian. Namun lahan tersebut banyak yang
dikerjakan oleh para petani yang tidak memiliki sawah. Hasil dari pertanian
tersebut 30 % diberikan kepada pemilik sawah, sedangkan bagi petani yang
mengerjakan mendapatkan hasil 70 %. Ada pula sebagian tanah yang tidak
dimanfaatkan sehingga lahan tanah ini ditumbuhi rumput-rumput dan tanaman yang
tidak bermanfaat.
Semakin lama semakin banyak
penduduk yang berdatangan dan bertempat tinggal di dusun Putat Lor tersebut,
bukan hanya penduduk dari kota Surabaya saja namun banyak pula penduduk dari
kota gresik sendiri yang berpindah ke dusun tersebut, sehingga kondisi lahan
tanah di dusun tersebut banyak tidak lagi menjadi lahan pertanian tapi sudah
penuh dengan rumah.
C. Kondisi Sosial Ekonomi Penduduk Di Dusun
Putat Lor
Sebelum terjadi perubahan tata
lahan di desa Putat Lor ini, penduduk dusun ini merupakan penduduk yang
memiliki mata pencaharian sebagai petani, sehingga penduduk di dusun ini bisa
dikatakan sebagai penduduk agraris. Kondisi sosial ekonomi penduduk waktu itu
sangat berbeda dengan sekarang. Keadaan ekonomi zaman dahulu kurang mencukupi
karena mereka hanya menggantungkan kehidupan dari penghasilan bertani tersebut,
sehingga ekonomi mereka akan berkecukupan saat panen saja. Kebanyakan dari
mereka hanya kaya dengan lahan tanah saja.
Sedangkan sekarang penduduk di
dusun Putat Lor ini mata pencahariannya bemacam-macam, ada yang sebagai guru,
buruh pabrik, pedagang, kerja kantoran dll. Sehingga penduduk di desa ini bisa
dikatakan sebagai penduduk non agraris lagi. Mereka banyak yang memilih kerja
lain dibandingkan menjadi petani saja, karena sebagai petani penghasilan yang
didapat hanya saat panen saja. Keadaan ekonomi penduduk saat ini lebih
tercukupi karena mereka banyak yang mempunyai penghasilan lain. [4]
D. Kondisi Lingkungan yang Jarang di Jumpai
Lahan Kosong.
Kondisi lingkungan
dusun Putat Lor yang awalnya berupa hamparan sawah yang sangat luas sekarang
lahan tanah tersebut banyak yang berubah, diantaranya :
1. Sebagai Pemukiman Warga[5]
Lahan tanah yang begitu
luas yang dahulu dimanfaatkan pemiliknya sebagai lahan pertanian sekarang ini
banyak yang sudah berubah menjadi pemukiman warga. Lahan tanah yang dijual
untuk pemukiman warga adalah 65 % dari lahan semula. Sekitar tahun 80 an tanah
tersebut banyak yang dijual oleh pemiliknya perpetak kebeberapa warga yang
membutuhkannya dengan harga yang sangat murah sekali. Sehingga banyak warga
yang mulai tertarik membeli. Namun setelah pemiliknya meninggal, lahan tanah
tersebut sebagian besar dibagikan ke para cucunya dan sebagian lagi dijual ke
orang. Lahan yang luas itu dibeli dan dimanfaatkan oleh mereka yang membeli
sebagai suatu keuntungan. Tanah tersebut dikavling-kavling dan dijual dengan
harga yang tinggi dan hasil dari penjualan tanah tersebut bisa digunakan untuk
usaha yang lain.
Meskipun tanah itu
dijual dengan harga yang mahal namun masih banyak juga warga dari kota yang
membelinya karena letak dusun yang strategis dekat dengan jalan raya. Sekarang
ini tanah-tanah kavling tersebut sudah banyak yang dibangun rumah sebagai
pemukiman warga dari luar dusun Putat Lor. Sehingga dusun ini sekarang menjadi
padat penduduk dan menjadi ramai.
2. Sebagai Perumahan[6]
Lahan tanah bagian
barat dusun Putat Lor ini sekitar 10 % dijual kepada seorang Cina dari
Surabaya. Lahan tanah tersebut digunakan sebagai perumahan yang letaknya pun
strategis, dekat dengan jalur penghubung antara Surabaya, Gresik dan Sidoarjo.
Sehingga setelah lahan ini dibangun menjadi sebuah perumahan banyak orang yang
tertarik untuk membeli maupun mengontraknya.
Sehingga perumahan ini
sekarang menjadi ramai dan banyak penduduknya. Kebanyakan warga yang tinggal
dari Surabaya dan Sidoarjo. Jadi dari pembangunan perumahan ini banyak
keuntungan yang didapatkan.
3. Sebagai Pelebaran Jalan[7]
Semakin banyaknya
penduduk yang tinggal membuat banyaknya penduduk yang memiliki kendaraan
sehingga semakin padat pula pemakaian
kendaraan di jalanan. Alhasil jalanan yang sempit membuat rawan kecelakaan dan
akhirnya dari pihak orang-orang teratas mengadakan pelebaran jalan agar tidak
terjadi kemacetan lalulintas. Namun tidak hanya dusun ini yang dilebarkan
tetapi sekitar jalanan di Kota Gresik. Sehingga 5 % dari tanah di dusun ini
digunakan untuk pelebaran jalan, untuk menghindari kecelakaan lalulintas.
4. Sebagai Pabrik-Pabrik[8]
Lahan-lahan di dusun
Putat Lor tersebut tidak hanya dijual sebagai pemukiman warga, perumahan dan
pelebaran jalan tetapi juga sebagai pembangunan pabrik. Lahan tanah dengan luas
20 % dari tanah semula dijual untuk pembangunan pabrik-pabrik. Sehingga
sekarang ini dusun Putat Lor ini di kelilingi olek pabrik. Dengan semakin
banyaknya penduduk di dusun ini semakin banyak pula warga yang membutuhkan
pekerjaan, tidak hanya sebagai petani saja tetapi juga membutuhkan pengalaman
pekerjaan yang lain. Di dusun Putat Lor tersebut dibangun 5 pabrik sebelah
utara 2, sebelah selatan 1, sebelah timur 2. Sehingga warga dusun ini tidak ada
yang menjadi pengangguran karena banyak lapangan pekerjaan yang tersedia di
dusun tersebut.
E. Penyebab Kepadatan Penduduk di Dusun
Putat Lor
Berdasarkan hasil
wawancara yang saya lakukan ke beberapa orang di dusun Putat Lor terdapat
beberapa alasan atau penyebab kepadatan penduduk di dusun Putat lor.
Penyebab kepadatan
penduduk adalah sebagai berikut :
1. Banyaknya yang menikah di usia dini [9]
Dahulu sekitar tahun 70
an penduduk di dusun Putat lor banyak yang menikah di usia dini dikarenakan
rendahnya tingkat pendidikan mereka sehingga dapat menyebabkan pernikahan di
usia dini terutama bagi kaum wanita. Bagi mereka menikah di usia dini tidak
lagi menjadi hal yang tabu lagi, namun sudah menjadi hal yang biasa. Akibatnya
setelah menikah banyak warga yang cepat memiliki anak bahkan dari mereka tidak
hanya memiliki 1 atau 2 anak tetapi hingga puluhan. Sehingga sekarang ini
semakin banyak penduduk yang tinggal di dusun Putat Lor akibat dari banyaknya
penduduk yang menikah di usia dini.
Sedangkan kondisi
sekarang sudah berbeda dengan tahun 70 an, wanita zaman sekarang sudah tidak
ada yang menikah di usia dini. Mereka lebih mementingkan pendidikan tinggi
daripada harus menikah dan menimang anak di usia mudah. Kebanyakan dari remaja
di dusun Putat Lor ini bagi yang laki-laki menikah sekitar umur 27-30 tahun,
sedangkan bagi yang perempuan sekitar 23-25 tahun. Sehingga sekarang penduduk
di desa ini tidak semakin banyak dengan adanya pernikahan di usia yang cukup.
2. Program KB yang tidak terlaksana dengan
baik[10]
Program KB merupakan
sebuah program pemerintah yang dilakukan untuk membatasi warganya memiliki
anak. Di dalam program KB setiap keluarga diberikan batasan untuk memilik anak,
yaitu 2 anak cukup. Program KB ini pertama kali diterapkan di Indonesia pada
tahun 1957. Namun pada zaman dahulu sebelum saya lahir banyak penduduk dusun
Putat Lor yang tidak memakai KB, akibatnya banyak warga yang memiliki anak
tidak hanya 2 bahkan ada yang hampir satu lusin. Mereka tidak perna
mementingkan biaya kehidupan dan sekolah bagi anak-anak mereka, bagi mereka
semakin banyak anak maka semakin banyak pula rizkinya. Sehingga program
pemerintah ini tidak terlaksana dengan baik pada waktu dahulu.
3. Banyaknya penduduk kota yang migrasi ke
dusun Putat Lor [11]
Keadaan kota yang
semakin padat penduduknya membuat orang-orang kota banyak yang memilih pindah
ke dusun. Terutama penduduk kota Surabaya, mereka banyak yang memilih pindah ke
dusun dengan membeli sebagian lahan yang ada di dusun Putat Lor. Adapun dari mereka yang membeli sebuah rumah
jadi yang ada di perumahan. Selain itu tidak hanya penduduk dari kota surabaya
saja melainkan dari kota gresik sendiri dan dari mojokerto.
Penduduk lokal dari
dusun Putat Lor ini adalah 14 orang, 8 orang dari keluarga Almarhummah mbah
Ining dan 6 orang dari keluarga Almarhum mbah Gunawi. Sedangkan banyaknya
penduduk kota yang migrasi di desa ini sudah lebih dari 100 orang yang bukan
hanya tinggal di kampung ini tetapi ada juga yang tinggal di perumahan.
4. Lingkungan yang menguntungkan, seperti
kesuburan tanah. [12]
Menurut para mbah
As’ari yang berada di dusun Putat Lor, kondisi tanah yang ada di lingkungan
dusun ini sangat menguntungkan terutama bagi mereka yang pekerjaannya adalah
sebagai petani. Tanah yang berada di dusun Putat Lor tergolong subur untuk
bertanam, tidak hanya untuk bertanam padi tapi juga untuk bertanam yang lain.
Misalnya jagung, ketela, singkong, ataupun tanaman yang lain yang sejenisnya.
Sehingga banyak dari mereka yang labih memilih tinggal di dusun ini, akibatnya
dusun Putat Lor menjadi padat penduduknya.
5. Banyaknya lahan yang kosong di dusun
Putat Lor. [13]
Akibat dari banyaknya
lahan yang kosong di daerah ini membuat warga dari dusun ataupun desa-desa
tetangga memilih untuk berpindah dan menetap di dusun Putat Lor ini. Dengan
harga tanah yang dijual murah, membuat mereka tertarik untuk membelinya dan
membangun rumah di dusun ini. Bahkan tidak hanya membeli untuk dijadikan rumah
tapi dibuat sebagai lahan membuka usaha baru ataupun untuk sawah. Sehingga
semakin tahun semakin banyak warga yang menetap di dusun Putat Lor ini.
F. Dampak dari Kepadatan Penduduk Terhadap
Dusun Putat Lor.
Dari wawancara yang
saya lakukan kepada seorang ibu-ibu dan bapak-bapak yang ada di dusun Putat Lor
ini terdapat beberapa dampak yang terjadi dari kepadatan penduduk di dusun
Putat Lor ini adalah sebagai berikut :
1.
Berkurangnya
Ketersediaan Lahan[14]
Peningkatan populasi manusia atau
meningkatnya jumlah penduduk di dusun Putat Lor menyebabkan tingkat kepadatan penduduk
semakin tinggi. Disisi lain, luas tanah atau lahan tidak bertambah sehingga kepadatan
penduduk dapat mengakibatkan tanah yang dulunya di gunakan sebagai pertanian
sekarang menjadi berkurang karena digunakan untuk pemukiman penduduk.
Kepadatan penduduk
mendorong peningkatan kebutuhan lahan, baik lahan untuk tempat tinggal, sarana
penunjang kehidupan, industri, tempat pertanian, dan sebagainya. Untuk
mengatasi kekurangan lahan, sering dilakukan dengan memanfaatkan lahan
pertanian produktif untuk perumahan dan pembangunan sarana dan prasarana
kehidupan.
2. Ketersediaan pangan[15]
Lahan yang begitu luas yang dulunya
sebagai sawah untuk menanam padi dan menghasilkan beras untuk bertahan hidup,
sekarang banyak yang berubah menjadi pemukiman penduduk, perumahan, dan juga
pabrik-pabrik. Dahulu petani adalah pekerjaan tetap sebagian orang-orang di
dusun Putat Lor ini, namun dengan berkurangnya lahan kosong dan banyaknya
pembangunan pabrik membuat warga di dusun Putat Lor ini berpindah kerja.
Semakin sedikitnya warga yang menjadi petani membuat penghasil padi semakin
sedikit pula, sehingga banyak warga yang membeli beras ke toko daripada menanam
sendiri di sawah.
3.
Kerusakan
Lingkungan[16]
Setiap tahun dusun Putat lor semakin
bertambah populasi penduduknya, sehingga lahan-lahan tanah yang kosong banyak
yang digunakan oleh mereka untuk pemukiman bahkan ada yang dibuat untuk sebuah
pabrik. Sehingga lahan-lahan yang dulunya asri ditumbuhi dengan tumbuhan dan
pepohonan sekarang menjadi padat dengan rumah dan pabrik. Akibatnya lingkungan
menjadi rusak tidak seindah dan seasri dulu.
4.
Pencemaran
Udara yang dapat Mengakibatkan Kebutuhan Udara Bersih yang Berkurang[17]
Banyaknya lahan yang digunakan untuk
pabrik dapat mengakibatkan pencemaran udara dari asap yang ditimbulkan dari
pabrik tersebut. Tidak hanya asap tetapi juga di dusun Putat lor ini terdapat
sebuah pabrik tiner atau cat, nah bau dari pabrik ini sangat merusak pernapasan
karena oksigen yang ada tercemar dengan bahan-bahan kimia yang digunakan untuk
membuat cat ataupun tiner tersebut.
Sedangakan setiap makluk hidup
membutuhkan oksigen yang bersih untuk bernapas. Demikian pula manusia sebagai
makluk hidup juga membutuhkan oksigen untuk kehidupanya. Tanpa oksigen manusia
tidak akan bisa hidup lama. Sedangkan manusia memperoleh oksigen yang dibutuhkan
melalui udara bersih. Udara bersih berati udara yang tidak tercemar oleh
lingkungan sekitar, sehingga udara terjaga dengan baik. Dengan udara yang
bersih maka akan diperoleh pernapasan yang sehat. Hidup pun akan sehat pula
apabila udara yang dihirup itu bersih.
Pembuatan sumur untuk keperluan
industri dan kompleks perumahan mengakibatkan sumur-sumur tradisional
mengering. Selain itu, kawasan pemukiman padat penduduk sering hanya
menyediakan sedikit kawasan terbuka sebagai daerah serapan air hujan. Kawasan
yang tertutup rapat oleh aspal dan beton membuat air tidak dapat meresap ke
lapisan tanah, sehingga pada waktu hujan air hanya mengalir begitu saja melalui
permukaan tanah. Akibatnya cadangan air di dalam tanah semakin lama semakin
berkurang sehingga pada musim kemarau sering kekurangan air bersih.
Semakin banyaknya pemukiman warga
mengakibtkan lingkungan sekitar menjadi kotor, hal itu disebabkan oleh limbah rumah tangga. Tidak hanya berupa sampah tetapi
juga sekarang ini banyak warga yang menglirkan air dari bekas mencuci piring,
mencuci baju bahkan air bekas mandi ke depan rumah mereka dengan sebuah pipa
besar.
Sedangkan air tersebut banyak yang
tidak bisa mengalir ke tempat yang lebih rendah, akhirnya air itu mengendap di
parit. Air yang tidak bisa mengalir akan tergenang lama di parit dan akan
menimbulkan tumbuhnya nyamuk. Hal itu yang dapat memicu timbulnya penyakit
demam berdarah di dusun Putat Lor tersebut dan hampi menelan korban. Air yang
menggenang tersebut juga dapat mencemari air sumur yang berada di depan rumah
warga sehingga air yang akan digunakan untuk mandi, mencuci itu tidak bersih
lagi dan akhirnya akan menimbulkan penyakit pula.
6.
Pembuangan
Sampah Sembarangan yang Mengakibatkan Banjir[19]
Di dusun ini yang padat
dengan pemukiman penduduk, dan terbatasnya tempat penampungan sampah,
seringkali sampah dibuang di tempat yang tidak semestinya, misalnya di sungai
atau di parit-parit depan ruamh. Sehingga timbul penumpukan sampah yang tidak
bisa diuraikan seperti plastik, nah dengan adanya hujan yang terus menerus
tersebut membuat air tidak bisa mengalir dengan lancar akhirnya terjadilah
banjir.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Kepadatan penduduk
adalah jumlah penduduk yang mendiami suatu wilayah atau daerah tertentu dengan
satuan per kilometer persegi
Sedangkan menurut saya
kepadatan penduduk adalah jumlah penduduk yang tinggal pada suatu daerah dengan
kapasitas yang sangat banyak sehingga daerah itu tidak memiliki tempat atau
lahan yang kosong lagi.
Dusun Putat Lor
merupakan dusun yang letaknya sangat strategis luasnya sekitar 1 km2, yaitu berada di dekat jalan raya
sehingga dusun ini sangat ramai dengan kendaraan yang melintas. Kemudian karena
letak dusun yang berada di dekat dengan jalan raya utama penghubung antara surabaya,
gresik, dan sidoarjo maka banyak orang yang melewati lahan tersebut tertarik
untuk membeli lahan tersebut, dan ingin bertempat tinggal di dusun tersebut.
Kondisi lingkungan
dusun Putat Lor yang awalnya berupa hamparan sawah yang sangat luas sekarang
lahan tanah tersebut banyak yang berubah, diantaranya :
1. Sebagai pemukiman warga
2. Sebagai perumahan
3. Sebagai pelebaran jalan
4. Sebagai pabrik-pabrik
Penduduk di dusun ini dahulu
sebagai penduduk agraris, namun dengan adanya pembangunan pabrik-pabrik mereka
banyak yang memilih pindah mata pencahariannya. Sehingga penduduk di dusun
Putat Lor ini sekarang menjadi penduduk yang non agraris.
Berdasarkan hasil
wawancara yang saya lakukan ke beberapa orang di dusun Putat Lor terdapat
beberapa alasan atau penyebab kepadatan penduduk di dusun Putat lor. Penyebab
kepadatan penduduk adalah sebagai berikut :
1. Banyaknya yang menikah di usia dini
2. Program KB yang tidak terlaksana dengan
baik
3. Banyaknya penduduk kota yang migrasi ke
dusun Putat Lor
4. Lingkungan yang menguntungkan, seperti
kesuburan tanah.
5. Banyaknya lahan yang kosong di dusun
Putat Lor.
Dari wawancara yang
saya lakukan kepada seorang ibu-ibu tua yang bernama ibu Kasni, beliau umurnya
sekitar 70 an. Dampak yang terjadi dari kepadatan penduduk di dusun Putat Lor
adalah sebagai berikut :
1.
Berkurangnya
Ketersediaan Lahan
2. Ketersediaan pangan
3. Kerusakan lingkungan
4.
Pencemaran
Udara yang dapat Mengakibatkan Kebutuhan Udara Bersih yang Berkurang
5.
Pencemaran Air yang Mengakibatkan Kebutuhan Air Bersih Menurun
6.
Pembuangan
Sampah Sembarangan yang Mengakibatkan Banjir
0 komentar:
Posting Komentar